DESKY AVIANTY FURY
KELAS : 3PA08
NPM : 11511892
Definisi Komunikasi
Pengertian ilmu komunikasi dapat dijelaskan dengan
melihat definisi morfologi katanyanya maupun pengertian menurut para ahli.
Komunikasi yang berasal dari kata Latin communis yang berarti sama. Istilah
communis ini yang paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi dan juga
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Dalam komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, makna, atau pesan dianut secara sama. Namun,
dalam definisi kontemporer lainnya lebih menyarankan bahwa komunikasi merujuk
pada cara-cara berbagi hal-hal tersebut.
Komunikasi
yang berkembang pesat menjadi suatu ilmu yang banyak dipelajari diberbagai
belahan dunia, mengakibatkan lahirnya definisi tentang komunikasi dari banyak
ahli yang beragam namun tetap memiliki benang merah yang sama. Dari seluruh
definisi tersebut tidak ada yang paling benar ataupun salah. Sebagai mana
sebuah model atau teori, definisi juga harus dilihat dari kemanfaatannya untuk
menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Salah satu
definisi komunikasi yang paling banyak ditemui yakni, “Komunikasi adalah
interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih”. Secara luas, komunikasi
didefinisikan juga sebagai suatu tindakan berbagi pengalaman.
Menurut
Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu
proses pertukaran informasi di antara individu melalui system lambang-lambang,
tanda-tanda atau tingkah laku”. Ada yang berpendapat komunikasi adalah sebuah
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran
terntentu.
Pada
dasarnya komunikasi merupakan proses komunikasi dua arah, komunikasi tidak
hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja, komunikasi harus mengandung
pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat.
Definisi
komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan
dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang atau di antara dua
orang atau lebih dengan tujuan tertentu.
Terdapat
beberapa definisi tentang komunikasi dari beberapa para ahli, diantaranya:
Weaver
mendefinisikan komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.
Harold
Lasswell mendefinisikan komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”,
“dan dengan akibat apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to
whom and with what effect)
Definisi
Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen
yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:
- Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau
sumber)
- Mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan)
- Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran
penerima)
- Melalui saluran apa (saluran atau alat apa yang digunakan dalam
penyampaian informasi)
- Dengan akibat atau hasil apa (hasil yang terjadi pada diri penerima)
Definisi
dari Hovland Cs, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah
atau membentuk perilaku. Hovland, Janis dan Kelley menjelaskan, komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Wilbur
Schrarmm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing proses),
Schrarmm menguraikannya demikian:
“Komunikasi
berasal dari kata-kata (bahasa) latin communis yang berarti umum (common) atau
bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha
menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu kita
berusaha berbagi informasi, ide, dan sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya
saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide
bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau
pemberi komunikasi memilki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan
tertentu.
Dari
uraian Schrarmm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang berhasil
melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber (source) dengan
penerima (audience-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif
apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti
apa yang dikehendaki oleh penyampai.
Dimensi Komunikasi
1. Komunikasi
sebagai proses
Jika komunikasi
dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang
berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti
unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak tetap.
Dan dikatakan proses pun juga berarti
unsur-unsurnya memang bersifat aktif. Mari kita menelaah dari konteks
komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa mana yang disebut proses.
Apabila ditelaah dalam
komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan proses adalah saat
dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg lain. Mulai
dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan informasi dan
adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi itu berjalan
mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima receiver itulah
disebut proses.
2. Komunikasi
sebagai simbolik
Simbol dapat
dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui
isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal). Simbol disini berarti sebuah tanda
atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi
manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi
dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
adanya simbol itu sendiri yaitu :
• Faktor budaya
• Faktor psikologis.
• Faktor budaya
• Faktor psikologis.
Sehingga meskipun
pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu
yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga
latar belakang budayanya.
Simbol dalam bentuk tertulis banyak sekali contohnya : puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku.
Simbol dalam bentuk tertulis banyak sekali contohnya : puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku.
· Menganggukan kepala yang berarti setuju,
· Menggelengkan kepala yang berarti tidak
setuju,
· Melambaikan tangan kepada orang lain, yang
berarti seseorang tersebut sedang memanggilnya untuk datang kemari.
3. Komunikasi
sebagai system.
Sistem sering kali
didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang
mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau
dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti
permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
Dari segi bentuknya
ada sistem terbuka dan tertutup yang mebedakan adalah sistem terbuka dimana
prosesnya terbuka tergantung pengaruh lingkungan sekitarnya, dan sistem tertutup
prosesnya tertutup dari pengaruh lingkungan luar. Contoh :
Penelitian atau uji coba makanan yang tidak boleh ada pengaruh dari luar, seperti : debu, musim, cuaca. Dan hasilnya sudah pasti dapat diantisipasi.(sistem tertutup)Memilih agama yang dianut banyak sekali pengaruh dari luar seperti : pihak keluarga, lingkungan mayoritas penduduk menganut apa? latar belakang budaya. (sistem terbuka)
Penelitian atau uji coba makanan yang tidak boleh ada pengaruh dari luar, seperti : debu, musim, cuaca. Dan hasilnya sudah pasti dapat diantisipasi.(sistem tertutup)Memilih agama yang dianut banyak sekali pengaruh dari luar seperti : pihak keluarga, lingkungan mayoritas penduduk menganut apa? latar belakang budaya. (sistem terbuka)
Lalu apa kaitannya dengan proses
komunikasi, seperti yang saya jelaskan tadi di atas bahwa komunikasi sebagai
sistem berarti memiliki komponen-komponen atau unsur yang saling berkaitan satu
sama lain yaitu, sender, message, receiver, media, signal,etc. Apabila itu
semua ada yang tidak berfungsi atau mengalami gangguan maka informasi atau
komunikasi yang berjalan tidak akan berhasil sesuai harapan atau bahkan bisa
terjadi. Karena keterikatan komponen antara satu dengan yang lainnya akan meng
hasilkan feedback loops atau umpan balik dan hasilnya merupakan kerja sama dari
semua komponen yang ada (synergic).
4. Komunikasi
sebagai transaksional.
Komunikasi tidak
pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan
timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5. Komunikasi
sebagai aktivitas social.
Hubungan antar sesama
manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas
diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan
teknologi.
6. Komunikasi
sebagai multidimensional.
Kalau komunikasi
dilihat dari perspektif multidimensional ada 2 tingkatan yang dapat
diidentifikasikan yakni dimensi isi (contet dimension) dan dimesi hubungan
(relationship dimension). Dimensi isi : lebih menunjukkan pada kata, bahasa dan
informasi yang dibawa pesan. Jadi seperti orang madura berbicara dengan orang
jawa pasti bahasa yang mereka gunakan pun juga berbeda disinilah dimensi isi
menunjukkan hal tersebut dalam komunikasi.
Dimensi hubungan :
menunjukkan bagaimana proses komunikasi berinteraksi satu sama lain. Masih
dengan contoh diatas dimensi hubungan menunjukkan bagaimana mereka
berinteraksi, media apa yang mereka gunakan, apakah ada bahasa tubuh atau
simbol-simbol yang digunakan. Itu dilihat dari dimensi hubungan. Asumsi dasar
hubungan multidimensional adalah bahwa sumber tidak hanya mempengaruhi pesan,
tetapi juga bisa mempengaruhi komponen yang lainnya.
Leadership
- Pengertian Leadership
Seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang
memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang
, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini
Kartono, 1994 : 181).
Teori
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah bentuk dari tanggungjawab untuk mengarahkan kelompk menuju tujuan
bersama. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kepemimpinan dibawah ini dikutip
beberapa pendapat para ahli mengenai kepemimpinan yang dianggap sesuai dan
tujuan skripsi ini.
Stephen P. Robins (1998:347) memberikan
definisi kepemimpinan sebagai berikut: Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi anggota kelompok dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Gibson (1991) memberikan definisi
kepemimpinan sebagai berikut: kemampuan
untuk mempengaruhi orang-orang yang berada dalam kelompoknya agar mau bertindak
sesuai dengan yang diinginkannya untuk mencapai tujuan kelompok.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang-orang yang
berbeda dalam kelompoknya agar mau bertindak sesuai dengan yang diinginkannya
untuk mencapai tujuan kelompok. Teori perilaku kepemimpinan adalah teori yang
mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari yang bukan
pemimpin.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa teori kepemimpinan membahas tentang pimpinan yang efektif penting untuk
mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan kelompok/perusahaan/organisasi.
Teori X dan Y menurut douglas McGregor
Teori-teori proses motivasi antara
lain, teori X dan Y dari McGregor, teori penentuan sasaran (goal se tting
theory), teori keadilan (equity theory) dan teori pengharapan (expectation
theory). Teori-teori proses motivasi ini banyak digunakan ahli manajemen untuk
mendorong para manajer menggunakannya didalam praktik manajemen (Tampubolon
2008)
Teori X dan Teori Y
Douglas McGregor mengajukan dua pandangan yang berbeda me
ngenai manusia yaitu seseorang itu pada dasarnya bersifat negatif, diberi nama
teori X. dan yang lainnya pada dasarnya bersifat positif, diberi nama teori Y.
Dalam teori X terdapat empat asumsi yang diyakini oleh
manajer yaitu:
- Karyawan tidak suka bekerja
dan bilamana mungkin, akan berusaha menghindarinya.
- Karena para karyawan tidak
suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Para karyawan akan mengelakkan
tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal.
- Kebanyakan pekerja
mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) diatas semua
faktor dan hanya menunjukkan sedikit ambisi.
Dalam teori Y, terdapat empat asumsi berlawanan yang
diyakini oleh manajer yakni:
- Para karyawan memandang
pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain.
- Seorang yang memiliki komitmen
pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri.
- Seorang yang biasa-biasa saja
dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung jawab.
- Kreativitas yaitu kemampuan
untuk membuat keputusan yang baik.
Teori Pencapaian Sasaran (goal setting theory)
Teori pencapaian sasaran sangat spesifik jika diliha t dari
tingkat kesulitan didalam pencapaian sasaran serta umpan baliknya karena
didalam pencapaian mempunyai standar performa yang tinggi. Teori penentuan
tujuan mengisyaratkan bahwa seorang individu berkomitmen pada tujuan tersebut
yang berarti seorang individu memutuskan untuk tidak merendahkan atau
mengabaikan tujuan tersebut.
Berdasarkan prilaku, ini berarti bahwa seorang individu:
- Yakin ia bisa mencapai tujuan
tersebut dan
- Ingin mencapainya
Teori Keadilan (equity theory)
Teori keadilan menguraikan bahwa setiap individu didalam
melaksanakan pekerjaanya selalu membandingkan antara input tugas dan hasil,
beserta yang lainnya didalam pertanggung jawabannya, serta berusaha mengatasi
ketidakseimbangan beban tugasnya. Rujukan yang dipilih oleh seorang karyawan
menambah kerumitan teori keadilan (equity theory). Inilah empat perbandingan
rujukan yang bisa digunakan oleh seorang karyawan.
- Diri-di dalam,
pengalaman-pengalaman seorang karyawan dalam posisi yang berbeda di
dalam organisasi karyawan tersebut pada saat ini.
- Diri-di luar,
pengalaman-pengalaman seorang karyawan dalam posisi atau situasi diluar
organisasi karyawan tersebut pada saat ini.
- Individu lain-di dalam ,
individu atau kelompok individu lain di dalam organisasi karyawan
tersebut.
- Individu lain-di luar,
individu atau kelompok individu lain di luar organisasi karyawan
tersebut.
Berdasarkan teori keadilan, ketika karyawan merasakan
ketidakadilan, mereka bisa diperkirakan akan memilih satu dari enam pilihan
berikut:
- Mengubah masukan-masukan
mereka (misalnya, jangan mengerahkan usaha sebanyak itu)
- Mengubah hasil-hasil mereka
(misalnya, individu-individu yang dibayar berdasarkan tarif per bagian
bisa meningkatkan imbalan kerja m ereka dengan memproduksi kuantitas yang
lebih rendah)
- Mengubah persepsi-persepsi
diri (misalnya, ”Saya biasanya berpikir saya bekerja den gan kecepatan
sedang tetapi sekarang saya sadar bahwa saya bekerja jauh lebih keras
daripada
siapapun.”)
- Mengubah persepsi-persepsi
individu lain (misalnya, “Pekerjaan Mike sudah tidak begitu diinginkan
seperti yang saya kira sebelum nya.”)
- Memilih rujukan yang berbeda
(misalnya, “Mungkin saya tidak mendapatkan penghasilan sebanyak kakak ipar
laki-laki saya, tetapi saya bekerja jauh lebih baik dari pada ayah saya
ketika ia seumuran saya.”)
- Meninggalkan bidang tersebut
(misalnya, meninggalkan pekerjaan tersebut). (Robbins & Judge, 2008)
Teori tersebut menentukan pernyataan konsep yang berhubungan
dengan imbalan kerja yang tidak adil sebagai berikut:
- Dengan imbalan kerja yang ada
pada saat itu, karyawan-karyawan yang dibayar terlalu tinggi akan bekerja
lebih banyak daripada karyawan-karyawan yang dibayar dengan adil.
- Dengan imbalan kerja menurut
kuantitas produksi, karyawan-karyawan yang dibayar terlalu tinggi akan
memproduksi unit-unit yang lebih sedikit tetapi dengan kualitas yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan karyawan-karyawan yang dibayar dengan
adil.
- Dengan imbalan kerja pada saat
itu, karyawan-karyawan yang dibayar terlalu rendah menghasilkan kualitas
hasil yang lebih buruk.
- Dengan imbalan kerja menurut
kuantitas produksi, karyawan-karyawan yang dibayar terlalu rendah akan
menghasilkan banyak unit berkualitas rendah bila dibandingkan
karyawan-karyawan yang dibayar dengan adil.
Teori Pengharapan (expectancy theory)
Teori pengharapan m erupakan tendensi kekuatan untuk me
lakukan sesuatu dengan kebebasan menjadi suatu penciptaan kekuatan pengharapan
untuk mendapatkan hasil yang menarik bagi penghasilan individu. Teori ini
terfokus pada tiga efek hubungan, yaitu:
- Usaha (effort), hubungannya
dengan perform a (performance)
- Performa (performance),
hubungannya dengan pengharapan (expectancy)
- Pengharapan (expectancy),
berhubungan dengan sasaran (goal’s).
Teori X dan Y dari Dauglas Mxgregor
- TeoriX
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. - TeoriY
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.
Empat Sistem – Rensis Likert
Gaya kepemimpian yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam
menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan.
Dalam gaya yang
ber orientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:
- Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.- Pemimpin selalu mengadakan
pengawasan secara ketat terhadap bawahan.
- Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan
sesuaidengan keinginannya.
- Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan
pe-ngembangan bawahan. Sedangkan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada
karyawan atau bawahanditandai dengan beberapa hal sebagai berikut.
- Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan
kepadabawahan.
- Pemimpin melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan.
- Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama,
salingmenghormati di antara sesama anggota kelompok. Sebagai pengembangan, maka
para ahli berusaha dapat menentukan mana di antarakedua gaya kepemimpinan itu
yang paling efektif untuk kepentingan organisasi atauperusahaan. Salah satu
pendekatan yang dikenal dalam menjalankan gaya kepemimpinanadalah ada empat
sistem manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert.
Empat sistemtersebut terdiri dari:
- Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:manajer membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintahpara bawahan untuk melaksanakannya.
Standar dan metode pelaksanaan juga secarakaku ditetapkan oleh manajer.
- Sistem 2, otoritatif dan benevolent:manajer tetap menentukan
perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasanuntuk memberikan komentar
terhadap perintah-perintah tersebut. berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan
tugas-tugas mereka dalam batas-batas danprosedur-prosedur yang telah
ditetapkan.
- Sistem 3, konsultatif:manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
Bawahan dapat membuat keputusan - keputusan mereka sendiri tentang cara
pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan
daripada ancaman hukuman.
- Sistem 4, partisipatif:adalah sistem yang paling ideal menurut Likert
tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan
dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal
yang membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan
pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak
hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan
kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.
Theory of
Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum & Scimidth
Bagaimana bisa seorang manajer mengatakan gaya
manajemen apa yang digunakan? Pada tahun 1957, Robert Tannenbaum dan Warren
Schmidt menulis salah satu artikel yang paling revolusioner yang pernah muncul
dalam The Harvard Business Review. Artikel ini, berjudul “Bagaimana Memilih
sebuah Pola Kepemimpinan, adalah signifikan dalam bahwa itu menunjukkan gaya
kepemimpinan adalah pilihan manajer. Di bagian atas diagram di bawah ini anda
akan melihat akrab “Hubungan Oriented” dan “Tugas Berorientasi” kontinum, yang
juga diberi label “Demokrasi” dan “otoriter.”
Diagram menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir demokratis diagram, manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir otoriter diagram kita melihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber otoritas. Kita pergi dari otoritas buruh untuk otoritas manajer.
berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan kontrol. untuk tujuan analisis mereka telah menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi lain, yang mereka sebut bos s-berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti orang lain model kepemimpinan berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk analisis dan pilihan individu.para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan:1. kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)2. kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari pemimpin)3. kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
Diagram menunjukkan dimensi lain: “Sumber Otoritas”. Pada akhir demokratis diagram, manajer memungkinkan kebebasan karyawan. Pada akhir otoriter diagram kita melihat bahwa manajer adalah satu-satunya sumber otoritas. Kita pergi dari otoritas buruh untuk otoritas manajer.
berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan dengan pertanyaan seperti manajer dapat demokratis terhadap bawahan, namun mempertahankan otoritas yang diperlukan dan kontrol. untuk tujuan analisis mereka telah menghasilkan sebuah kontinum perilaku kepemimpinan mulai dari autoritarian styeles di satu ekstrem ke gaya demokratis di sisi lain, yang mereka sebut bos s-berpusat dan berpusat pada bawahan tidak seperti orang lain model kepemimpinan berusaha untuk menyediakan kerangka kerja untuk analisis dan pilihan individu.para penulis mengusulkan tiga faktor utama yang menjadi pilihan tergantung pola kepemimpinan:1. kekuatan di manajer (egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)2. kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari pemimpin)3. kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Demokrasi (hubungan berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.Otoriter (tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh pemimpin.Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara proporsional.
- Kepemimpinan Pola 1: “Pemimpin izin bawahan
berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.”
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu. - Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan
batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik - Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin menyajikan
masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu. - Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin tentatif
menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh
kelompok.”
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik. - Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide
dan mengundang pertanyaan.”
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan. - Kepemimpinan Pola 6: “Para pemimpin membuat
keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.”
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu. - Kepemimpinan Pola 7: “Para pemimpin membuat
keputusan dan mengumumkan ke grup.”
Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim
Sumber :